Kamis, 15 September 2016

Teori Produsen



Teori Produsen
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi atau yang akan diproses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi. Produsen juga memiliki pengetahuan yang lengkap atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum,
Perilaku pada Produsen itu menjelaskan bagaimana caranya seorang Produsen menggunakan uangnya dalam memuaskan keinginan atu suatu kebutuhan dari satu atau beberapa produknya. Dan Teori mengenai perilaku Produsen ini dapat kita analisis dengan beberapa cara, yaitu Pendekatan Kardinal dan Ordinal.
1. Pendekatan Marginal Utiliti (Kardinal)
Pendekatan Marginal Utility atau pendekatan kardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen itu dapat diukur dengan satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu. Dalam pendekatan ini digunakan anggapan “Utility bisa diukur dengan uang.”
2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan dari Ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen itu dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
Anggapan dalam pendekatan Ordinal itu ada 3 :
1.       Konsumen mempunyai preferensi akan barang-barang tertentu yang diminatinya.
2.       Konsumen mempunyai jumlah uang tertentu.
3.       Konsumen ada yang berusaha untuk memaksimalkan kepuasanya
Produksi ialah suatu kegiatan yang digunakan untuk menambah suatu nilai guna suatu benda atau bendar baru supaya lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan para konsumenya. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya. semantara soal Biaya Produksi itu adalah suatu pengorbanan yang perlu dilakukan untuk proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Macam-Macam Biayanya:
1.       Biaya Investasi (First or Investment Cost)
Biaya yang dikeluarkan oleh Investor dalam perolehan suatu investasi, contohnya jasa bank, komisi untuk broker.
2.       Biaya Operasi dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance Cost
Biaya yang digunakan untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan suatu fasilitas. Misalnya biaya perawatan angkutan umum

3.       Biaya tetap (Fixed cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan,walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas  tertentu). Misalnya Gaji

4.       Biaya variabel (Variabel Cost)
Biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Misalnya biaya gaji buruh atau biaya bahan baku.

5.       Biaya marjinal (Incremental or Marginal Cost)
Biaya total yang berkaitan dengan perubahan satu unit output. Sedangkan, biaya inkremental dapat diartikan sebagai tambahan biaya total dari penerapan keputusan manajerial.

6.       Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya-biaya untuk pengadaan sumber daya yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang tercantum dalam pay item kontrak.
      
7.       Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya yang terkait dengan penyelenggaraan proyek dan tidak bias dibebankan secara langsung

8.       Biaya satuan (Unit Cost)
Biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan, diperoleh dengan cara membagi biaya total (TC) dengan jumlah/kuantitas output atau total output (TO) atau : UC = TC/TO. contoh biaya satuan rawat inap (kamar) kelas I, II, III, biaya satuan rawat jalan.

9.       Biaya Total ( Total Cost = TC) .
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi.
TC=TFC+TVC
Dimana  TFC  = total fixed cost
TVC = total variable cost.

10.   Biaya berulang (Recurring cost)
Biaya yg secara berulang dikeluarkan menghasilkan produk yang sama dan berulang secara teratur.

11.   Biaya tidak berulang (Nonrecurring cost)
Biaya yang tidak berulang, walaupun l dapat bersifat komulatif dalam priode yang pendek.

12.   Biaya Hangus
Biaya yang telah terjadi di masa yang lalu dan tidak mempengaruhi perkiraan biaya di masa yang akan datang dalam penentuan tindakan.

13.   Biaya terbenam (Sunk or Past cost)
Biaya yang tidak dapat kembali.

Cara Menentukan Keuntungan
Untung adalah kondisi dimana harga penjualan lebih besar dari pada harga pembelian. Dapat diartikan seperti:
Untung = Harga Penjualan > Harga Pembelian
Untuk menemukan Jumlah Keuntungan rumusnya
Harga Penjualan – Harga Pembelian
Penetapan margin keuntungan terhadap suatu produk yang akan dijual sangat dipengaruhi oleh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai barang tersebut diterima oleh konsumen. Produk yang sama bisa saja berbeda harganya di tempat yang berbeda, karena ada tambahan biaya pengiriman. Penetapan harga dengan menghitung biaya-biaya biasanya kita kenal dengan istilah Cost Oriented Pricing, dimana:
HARGA JUAL = HARGA BELI + COST + MARK UP
Selain itu kita juga mengenal istilah Demand Oriented Pricing adalah suatu cara penetapan harga yang didasarkan pada banyaknya permintaan. Jika permintaan naik harga pun cenderung naik, dan sebaliknya jika permintaan turun maka harga cenderung turun walaupun mungkin biaya yang di keluarkan sama saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar