Senin, 06 April 2015

penalaran Induktif




Penalaran Induktif


Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khsus. Misal nya pada pengamatan pensil dan penghapus. Jika sering di gunakan benda tersebut akan mengecil ukuran nya. Kesimpulan nya bahwa penghapus dan pensil bila di gunakan terus menerus akan mengurangi ukuran nya sendiri. Biasa nya penalaran induktif ini di susun berdasarkan pengetahuan yang di anut oleh penganut empirisme.
Empirisme adalah faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan. Dan yang dimaksudkan dengan pengalaman adalah baik pengalaman lahiriyah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniyah yang menyangkut pribadi manusia.
Penalaran induktif dapat di lakukan dengan 3 cara:
A.    Generalisasi
Merupakan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh:
~ Deny adalah tentara yang memiliki tubuh gagah.
~ Farchan adalah tentara yang memiliki tubuh gagah.
~ Semua tentara memiliki tubuh yang gagah.

Ada pun macam- macam generalisasi:

1)      Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan di selidiki.
Contoh:
Apabila kita ingin mengetahuai seberapa besar pengaruh bimbingan rohani terhadap percepatan penyembuhan pasien di rumah sakit, maka kita harus melakukan penelitian terhadap semua pasien tanpa terkecuali.
2)      Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh:
Misal kita akan menyelidiki penyebab kenakalan anak-anak, misal dari hasil penelitian diketahui bahwa penyebab kenakalan anak-anak adalah akibat kondisi keluarga yang tidak harmonis, maka dengan mengunakan generalisasi tidak sempurna makan dengan pernyataan diatas sudah cukup untuk di jadikan sebuah kesimpulan..

B.     Analogi
Analogi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
Analogi di bagi menjadi 2 :
1.      Analogi induktif

Analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.



Contoh :

Tim U21 masuk final dalam AFC cup karna selalu latihan setiap hari , maka tim U19 pun akan masuk final jika melakukan latihan setiap hari.



2.      Analogi deklaratif :

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.



Contoh analogi deklaratif :

Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
C.    Kausal
Kausal adalah dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya sampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu, atau dapat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.
Contoh:
Ketika anak sekolah melihat awan tebal menggantung , dia segera membawa payung. Tindakan itu terdorong oleh pengalama nya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).

Daftar pustaka







Tidak ada komentar:

Posting Komentar